Jumat, 18 Maret 2011

BUDIDAYA TANAMAN PADI

BUDIDAYA TANAMAN PADI

Tanaman padi merupakan tanaman pangan berupa rumput beruntun. Tanaman ini berasal dari dua benua, yaitu Asian dan Afrika. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanman padi di Zhejiang sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Produksi gabah padi di Indonesia rata-rata 4 - 5 ton/ha. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi padi berdasarkan asas kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ).
Deskripsi tanaman padi:
Batang : batang padi pendek, berbuku dan berongga. Dari buku batang ini tumbuh anakan atau daun. Bunga atau malai muncul pada buku yang terakhir. struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak.
Akar : akar padi madalah akar serabuty ang sangat efektif dalam penyerapan unsur hara, tetapi peka terhadap kekeringanan. Akar padfi terkonsentrasi pada kedalaman antara 10 – 20 cm.
Biji : biji padi mengandung butiran pati amilosa dan amilopektin dalam andosperm. Perbandingan kandungan amilosa dan amilopektin akan mempengaruhi mutu dan rasa nasi.
Terna semusim, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam.

Pemanfaatan
Beras merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama di kebanyakan negara Asia. Selain dikonsumsi langsung, beras merupakan salah satu bahan baku industri makanan. Jerami padiny dapat digunakan sebagai bahan baku kertas atau digunakan sebagai bahan organik.sekam padi banyak digunakan sebagai bahan bakar, sedangkan abunya mengandung silikat yang dapat digunakan sebagai bahan pembersih.


Perbanyakan
Tanaman padi dapat dikembangbiakan secara langsung, baikd engan benih maupun benih yang disemai menjadi bibit. Misalnya tanaman padi sawah umumnya menggunakan bibit yang dipindahtanamkan dari persemaian. Benih disemai selama 21-28 hari, kemudian dicabut dan ditanam di areal yang telah disiapkan. Sementara itu, tanaman padi gogo merupakan bvenih yang ditanam langsung tanpa disemai. Untuk mempercepat perkecambahan, benih direndam terlebih dahulu didalam air selams 2 * 24 jam.

Penanaman
Syarat Tumbuh
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur 19-270C, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 - 7.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. penyiapan Lahan
waktu pengolahan tanah yang baik tidak kurang dari 4 minggu sebelum penanaman untuk padi gogo. Pengolahan tanah terdiri dari pembajakan, garu, dan perataan. Sebelum diolah, lahan digenangi air terlebih dahulusekitar 7 hari. Pada tanah ringan, pengolahan tanah cukup dengan 1 kali bajak dan 2 kali garu, lalu dilakukan perataan. Pada tanah berat, pengolahan tanah terdiri dari 2 kali bajak, 2 kali garu , kemudian diratakan. Kedalaman lapisan olah berkisar 15 – 20 cm. Tujuannya untuk memberikan media pertumbuhan padi yang optimal dan gulma dapat dibenamkan dengan sempurna.
B. Benih
Benih yang digunakan disarankan bersertifikat atau berlabel. Pada tiap musim tanam perlu adanya pergiliran tanman. Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan
Benih direndam POC NASA dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 - 2 malam hingga benih berkecambah serentak.

C. Penyemaian
Lahan penyemaian dibuat bersmaan dengan penyiapan lahan untuk penanaman. Untukm luas tanah 1 hektar, dibutuhkan lahan penyemaian seluah 500 m2. Pada lahan persemaian tersebut dibuat bedengan dengan lebar 1-1,25 m dan panjangnya mengikuti panjang etakan untuk memudahkan penyebaran benih. Kemudian benih disebar dan diberikan sekam sisa penggilingan padi diatas benih. Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 - 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup/tangki. Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.
D. Cara Tanam
Saat penanaman, kondisi lahan dalam keadaan tidak tergenang. Jarak tanam yang dianjurkan adlah 25 x 25 cm. Bibit yang ditanam berkisar 3 batang per lubang. Setelah 3 hari mpenaman, air dimasukkan ke dalam lahan. Adapun penyulaman dapat dilakukan 7 hari setelah tanam jika ada bibit yang mati.
E. Pemupukan
Sebaiknya pupuk yang digunakan kombinasi antara pupuk organik dan buatan. Pupuk organik diberikan saat pembajakan. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah 200 kg urea/ha, 75-100 kg SP-36/ha, dan 75-100 kg KCl/ha. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis. Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC NASA kemudian disemprotkan ( 3-4 tutup NASA + 1 tutup HORMONIK /tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta Cara Penggunaan SUPER NASA & POC NASA dosis pupuk perlu disesuaikan dengan keadaan potensi dan daya dukung tanah setempat.
F. Pemeliharaan tanaman
Pengolahan lahan ringan dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen. Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55. Waktu penyiangan disesuaikan dengan waktu pemupukan karena petakan sebaiknya bersih dari gulma pada saat pemupukan.
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.



I. Pengendalian Hama Dan Penyakit
• Hama putih (Nymphula depunctalis). Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona • •Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
• Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR
• Walang sangit (Leptocoriza acuta). Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA
• Kepik hijau (Nezara viridula). Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA
• Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA
• Hama tikus (Rattus argentiventer). Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
• Burung. Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
• Penyakit Bercak daun coklat .Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae. Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
• Penyakit Blast. Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk.
Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam
• Busuk pelepah daun . Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan
• Penyakit Fusarium . Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan.
•Penyakit kresek/hawar daun . Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO
• Penyakit kerdil. Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
• Penyakit tungro. Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.



J. Panen dan Pasca Panen
Salah satu upaya peningkatan produksi pangan adalah mengurangi kehilangan hasil dalam penanganan panen dan pasca panen, baik kuantitatif maupun kualitatif.
Pada pemanenan perlu diperhatikan waktu dan cara panen. Penentuan saat panen tanaman pangan bijian merupakan syarat awal mutu yang baik. Padi siap panen sekitar 30 – 40 hari setelah berbunga merata. Waktu panen yang baik pada pagi hari psaat embun sudah menguap. Selain itu, lahan sebaiknya dalam kondisi kering, tidak basah, dan tergenang air.
Padi yang telah dikumpulkan kemudian dirontokkan. Perontokan merupakan proses pemisahan bagian yang dimanfaatkan dari bagianyang tidak digunakan. Untuk mengurangi kemungkinan tercecer saat perontokan, tempat perontokan perlu diberi laas plastik atau tirai. Kemudian melakukan pembersihan dengan cara mebuang benda-benda asing yang tidak diinginkan seperti daun, kerikil, batang dan lain-lain. Kemudian gabah segera dikeringkan hingga kadar airnya 14%. Tujuannya agar bahan disimpan lenih lama tanpa ada penurunan mutu. Pengeringan dengan cara penjemuran atau dengan mesin. Kemudian pengangkutan adalah segala bentuk pemindahan sejak panen sampai ke tempat tujuan akhir. Dan yang terakhir melakukan penyimpanan, yaitu tempat bahan ditahan untuk smenetara waktu dengan berbagai tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar